SUMBARKITA.ID — Kejaksaan Negeri (Kejari) Pariaman masih mendalami penyelidikan dugaan penyelewangan anggaran pembangunan masjid terapung.
Kasi Pidsus Kejari Pariaman, Yandi mengungkapkan perihal yang menjadi penyelidikan pihaknya yaitu berkenaan dengan pembangunan masjid terapung dalam anggaran 2018 dan 2019 senilai Rp32 miliar.
“Penyelidikan ini masih kami dalami hingga saat ini. Penyelidikan ini juga berdasarkan surat perintah penyelidikan dari Kepala Kejaksaan” ungkap Yandi, Rabu (18/1/2023).
Lebih lanjut dikatakannya, progres penyelidikan pihaknya dalam pembangunan masjid terapung itu telah masuk pada memanggil dan memintai keterangan beberapa pihak.
Sudah tujuh orang yang bersangkutan dipanggil dan dimintai keterangan.
“Telah kami minta keterangan dari 7 orang. Penanggung jawab proyek pembangunan saat itu telah kami mintai keterangan juga,” ungkapnya.
Baca Juga: Kejari Buka Suara Soal Alsintan Rusak Tak Terurus di Pesisir Selatan
Diberitakan sebelumnya, pembangunan masjid terapung di 2018 dan 2019 itu menggunakan anggaran lebih dari Rp30 miliar.
Menurut pihak Kejaksaan Pariaman memang ada simpang siur anggaran dalam pembangunan tersebut, sehingga menjadi atensi oleh Kejari Pariaman untuk menyelidiki.
“Sejauh ini sudah ada titik terang yang kami dapatkan. Penyelidikan masih berjalan,” kata Yandi.
Sebelumnya, Wali Kota Pariaman pernah mengatakan bahwa pembangunan masjid terapung tersebut sekitar Rp36 miliar dengan rincian Rp21 miliar dianggarkan pada 2018 dan Rp15 miliar dianggarkan 2019 sedangkan dana yang dibutuhkan berdasarkan penghitungan awal lebih dari Rp100 miliar.
Saat ini realisasi pembangunan masjid itu masih berupa tiang pancang, belum ada dinding dan sebagainya. ***
