PARIAMAN, SUMBARKITA – 46 anak di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman jalani rehabilitasi akibat kecanduan lem. Enam anak di antaranya butuh perlakuan serius karena sudah kecanduan akut.
Ketua Lembaga Perlindungan Korban Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (LPKTPA) unit Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Kota Pariaman, Fatmiyeti Khahar mengatakan, 46 orang itu direhab sejak Januari 2022 hingga Agustus 2022.
“Tahun ini memang banyak jumlahnya remaja atau anak-anak yang kami rehab karena kecanduan ngelem. Mereka berasal dari Padang Pariaman dan Kota Pariaman,” Fatmiyeti Khahar, Kamis (1/9/2022).
Menurutnya, dampak dari menghirup lem sangat buruk bagi anak dan remaja. Efek lem dapat membuat anak cenderung melakukan tindakan negatif.
“Ada enam orang yang harus ditangani dengan serius lantaran sudah sangat memprihatinkan. Mereka sudah kecanduan tulen, tidak nyambung lagi diajak ngomong,” jelas Fatmiyeti.
Jika rehabilitasi berjalan dengan lancar, kata dia, maka kecanduan lem pada anak dan remaja tersebut dapat hilang secara bertahap.
“Kecanduan ini membuat di dalam otak mereka yang ada hanya lem. Jika tidak dapat mereka sakau, suka enggak jelas,” katanya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman, Mulyadi menyebut cukup banyak anak dan remaja yang kecanduan lem di Pariaman dan Padang Pariaman.
“Parahnya lagi, mereka yang candu lem ini adalah cikal bakal pengguna narkotika andai tidak cepat ditangani,” jelas Mulyadi.
Tidak hanya kecanduan lem, banyak juga anak dan remaja di wilayah itu yang juga mabuk kecubung.
“Maka dari itu semua, kami telah mempersiapkan program dari DPRD Pariaman bekerjasama dengan Pemerintahan Pariaman serta masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut,” jelas Mulyadi. (*)
Editor: RF Asril