PADANG, SUMBARKITA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang mencatat sepanjang tahun 2022 berjalan terjadi 441 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka tersebut meningkat tajam dari kasus pada tahun sebelumnya yang hanya 366 kasus.
Kadinkes Kota Padang Sri Kurnia Yati menyebutkan terdapat tiga kecamatan yang menjadi kawasan dengan kasus DBD tertinggi di Padang, di antaranya, Koto Tangah, Kuranji, dan Nanggalo.
Berdasarkan kelompok usia, penderita DBD didominasi rentang usia 15-44 tahun. Disusul anak dan remaja usia 5-14 tahun, sementara 10 persen dari total kasus di Padang menjangkit kelompok usia 1-4 tahun.
“Kami menyarankan masyarakat lebih waspada potensi penularan dan optimalkan 3M serta menerapkan gaya hidup sehat,” kata Sri Kurnia, Selasa (16/8/2022).
Ia menjelaskan, gejala demam berdarah yang sering terjadi pada pasien di antaranya demam tinggi, nyeri kepala, nyeri sendi otot dan tulang, nyeri di bagian belakang mata, nafsu makan menurun, mual, muntah serta ruam kemerahan bahkan pendarahan.
Sementara itu, Kabid P2P Dinkes Padang, Gentina mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan Pemberatansan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus.
“Seperti, menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air,” kata Gentina.
“Kami mengajak masyarakat kembali memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis dan disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat pengembangbiakan nyamuk demam berdarah,” imbuh Gentina.
Gentina juga mengajak masyarakat mengoptimalkan Program Padang Bergoro dan optimalisasi gerakan satu rumah satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk membersihkan lingkungan atau memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk.
“Warga harus rajin memantau semua wadah yang dapat digunakan oleh nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak,” katanya.
Editor: RF Asril