Sumbarkita – Iduladha tidak hanya tentang menyembelih hewan kurban dan berbagi daging. Lebih dari itu, kurban adalah simbol ketaatan, ketulusan, dan solidaritas sosial yang berakar pada sejarah panjang manusia.
Tradisi ini bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim AS lebih dari 4.000 tahun lalu, dan terus berkembang mengikuti zaman.
Mari telusuri jejak kurban dari masa ke masa, dari padang tandus Mekkah, hingga kota-kota modern.
Awal Sejarah Kurban: Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS pada 2000 SM
Tradisi kurban bermula dari kisah monumental yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan kitab suci lainnya. Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah dalam mimpi untuk mengorbankan putranya, Ismail AS.
Dalam keikhlasan yang luar biasa, keduanya patuh. Namun Allah mengganti Ismail dengan seekor domba, sebagai bentuk ujian yang telah dilalui.
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami panggillah dia: ‘Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu.” (QS. Ash-Shaffat: 103–105)
Ini menggambarkan kepatuhan total kepada perintah Tuhan, meskipun bertentangan dengan logika dan perasaan pribadi.
Era Nabi Muhammad SAW: Kurban Menjadi Rukun Haji
Pada masa Nabi Muhammad SAW, kurban disyariatkan secara lebih sistematis dalam konteks Iduladha dan pelaksanaan ibadah haji. Di tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah melaksanakan haji wada’ dan menyembelih hewan kurban.