Ternyata, hal yang sama dilakukan pada 21 Agustus 2024, masih di lokasi yang sama, Jokowi menjawab pertanyaan terkait Baleg DPR yang mengadakan rapat membahas Revisi UU Pilkada. Pada wawancara itu, diketahui juga tidak melibatkan wartawan dari media massa.
Lantas, wawancara setting-an itu pun menuai banyak komentar di media sosial.
Salah satunya datang dari seorang Penulis Puthut Eko Arianto, dia menilai bahwa wawancara itu seperti setting-an.
“Pengen ketawa… Kok bisa ya seperti seolah-olah diwawancara beneran. Kan mudah ketahuan kalau itu settingan,” kata dia melalui akun X.
Kritik juga disampaikan oleh Co Founder Watchdoc & Koperasi Indonesia Baru Dhandy Dwi Laksono.
“Gimik dan manipulasi adalah DNA Jokowi,” ujarnya di akun X.
“Takut di tanya Indonesia darurat demokrasi,” kata salah satu akun netizen @ds***.
“the real nanya sendiri jawab sendiri kali ych,” kata akun @aru***.
“kok bisa kepikiran wawancara settingannya ya beliau,” ujar akun @adh**.
Sementara itu, pihak istana membantah tudingan atas wawancaran settingan atau pura-pura tersebut.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana mengatakan tidak ada gimik seperti demikian.
“Tidak ada gimik apalagi settingan, bukankah itu dalam rangka memberika keterangan pers,” tegasnya.