Sumbarkita — Sebagian besar siswa SDN 20 Sungai Rambutan di Solok Selatan tidak pergi ke sekolah karena takut terhadap isu penampakan harimau dekat SD tersebut. Pada Kamis (9/10) pagi seorang petani melapor kepada camat bahwa ia melihat harimau di atas batu ketika pergi ke ladang di Jorong Batang Lolo Sungai Rambutan, Nagari Persiapan Batang Lolo Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD).
Kepala SDN 20 Sungai Rambutan, Fitri Suryananda, mengatakan bahwa ketika isu penampakan harimau itu beredar pada Kamis, hampir seratus wali murid yang bertanya kepadanya lewat WhatsApp tentang isu tersebut dan bagaimana proses belajar mengajar di SD itu. Ia menyebut bahwa orang tua murid takut mengizinkan anak mereka untuk pergi ke sekolah.
“Sehari setelahnya, yaitu pada Jumat (10/10), dari total 104 siswa SDN 20 Sungai Rambutan, hanya 40 persen yang masuk sekolah. Tadi, hanya 20 persen siswa yang hadir,” ujar Fitri kepada Sumbarkita.id ada Sabtu (11/10).
Akibat isu penampakan harimau itu, kata Fitri, proses belajar mengajar terganggu karena sebagian besar siswa libur. Untuk menyiasati hal itu, kata Fitri, guru memberikan pekerjaan rumah bagi siswa.
Sehubungan dengan rencana meliburkan siswa sampai situasi kondusif, Fitri mengatakan bahwa pihaknya tidak memilih kebijakan itu karena siswa SD akan menghadapi ujian, yaitu pada awal Desember. Jika diliburkan, kata Fitri, siswa akan ketinggalan materi pelajaran sehingga kesulitan menghadapi ujian semester.
Karena itu, Fitri tetap meminta wali murid untuk mengantarkan anak mereka ke sekolah. Ia menyampaikan kepada orang tua siswa untuk melarang siswa pergi ke sungai belakang SD itu guna buang air kecil, tetapi meminta siswa untuk buang air kecil di toilet sekolah. Pihaknya juga membuat kebijakan untuk menutup pintu kelas selamat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, pihaknya melarang siswa untuk keluar dari area sekolah.
“Kami juga menoleransi kedatangan siswa karena 50 persen siswa SD ini berasal dari atas sana (kampung tempat harimau menyerang dua petani bulan lalu). Biasanya pukul 7.10 WIB siswa sudah berbari di depan kelas, lalu masuk kelas pukul 7.30 WIB. Sekarang siswa ditolenrasi boleh masuk kelas pukul 8.00 WIB,” tutur Fitri.
Fitri berharap pada Senin (13/10) semua siswa kembali masuk sekolah seperti biasa.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan pemerintah kecamatan terkait dengan kebijakan yang akan diambil perihal isu penampakan harimau dekat SD itu yang membuat wali murid dan siswa takut.
Sebelumnya, Pemerintah Kecamatan KPGD berencana untuk meliburkan siswa SDN 20 Sungai Rambutan karena harimau menampakkan diri dekat sekolah tersebut. SD tersebut berada di jorong yang sama tempat dua warga diserang harimau bulan lalu, yaitu Jorong Batang Lolo Sungai Rambutan, Nagari Persiapan Batang Lolo Pakan Rabaa.
Camat KPGD, Adila Rekriyaldi, mengatakan bahwa pihaknya membuat rencana itu karena warga melihat harimau dekat SD tersebut pada Kamis (9/10) pukul 10.00 WIB. Ia menyebut bahwa jarak SD itu dengan tempat harimau dilihat warga tidak sampai 500 meter.
“Tadi ada petani yang melapor kepada saya bahwa dia melihat harimau duduk di atas batu catuan saat dia pergi ke ladang. Diduga harimau itu harimau yang menyerang dua warga pada bulan lalu,” ujar Adila.
Ia mengatakan bahwa lokasi tempat harimau dilihat warga tersebut masuk kawasan permukiman warga. Ia menyebut bahwa tempat itu berjarak sekitar dua kilometer dari tempat dua warga diserang harimau bulan lalu.
“Di belakang SD itu ada sungai. Saya khawatir anak SD bermain di sekitar sungai itu dan diserang harimau. Saya akan mengumpulkan tokoh masyarakat, niniak mamak, pihak sekolah, dan warga terkait dengan rencana meliburkan sekolah itu menjelang situasi kondusif,” tutur Adila.
Selain itu, pihaknya meminta warga untuk tidak pergi ke ladang yang berada di sekitar tempat harimau menampakkan diri tersebut. Ia khawatir harimau yang menyerang warga bulan lalu kembali menyerang petani karena harimau itu belum tertangkap.
“BKSDA Sumbar sudah memasang kandang jebak di sekitar lokasi tempat harimau itu menyerang warga bulan lalu, tetapi harimau itu belum tertangkap. Sekarang masih ada seekor kambing yang dipasang sebagai umpan dalam kandang itu,” ucap Adila.
Perihal penampakan harimau tersebut, Adila telah memberitahukan hal itu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar. Ia menyebut bahwa petugas BKSDA sudah meninjau lokasi tempat harimau itu dilihat oleh warga.
Sebelumnya diberitakan bahwa dua penyadap getah karet diserang harimau di Bukit Batuang Gadang, Jorong Batang Lolo Sungai Rambutan, Nagari Persiapan Batang Lolo Pakan Rabaa, Kecamatan KPGD, pada Selasa (16/9) pukul 16.30 WIB. Akibatnya, kedua warga itu luka-luka dan dirawat di RSUD Muaralabuh. Salah satu korban tersebut diamputasi kaki kanannya karena tulang dan kulit kakinya habis diserang harimau.













