Sumbarkita – Pemerintah Kota Padang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang papan peringatan zona merah tsunami di 25 titik di Kota Padang.
Hal ini bertepatan di momen Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang yang diperingati setiap 30 September.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton mengatakan, pemasangan papan peringatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana.
“Kami berharap masyarakat dapat lebih waspada dan tidak panik. Kami tidak tahu kapan bencana akan datang. Tetapi kami berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat,” ujar Hendri, Senin (30/9).
Papan peringatan di zona merah tsunami ini dipasang di lokasi-lokasi strategis yang rawan terhadap potensi tsunami, seperti di sepanjang Pantai Padang, Padang Utara, Padang Selatan, Kecamatan Bungus, dan Kototangah.
Menurutnya, pemasangan papan peringatan ini tidak hanya bertujuan sebagai pengingat bagi masyarakat, tetapi juga sebagai panduan evakuasi jika terjadi gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Papan peringatan ini dilengkapi dengan informasi tentang jalur evakuasi dan titik kumpul aman, sehingga masyarakat dapat dengan cepat mencari perlindungan jika terjadi gempa atau tsunami.
“Kami ingin masyarakat Padang siap dan sigap menghadapi bencana. Papan-papan ini akan membantu mengarahkan masyarakat ke tempat yang aman saat situasi darurat kami juga memperbaiki ulang papan,” imbuh dia.
Selain pemasangan papan peringatan, BPBD Kota Padang juga aktif melakukan sosialisasi dan pendidikan kebencanaan ke berbagai elemen masyarakat. Program ini melibatkan sekolah-sekolah, kampus, serta kelurahan di seluruh Kota Padang.
Tujuannya adalah agar setiap lapisan masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang cara menghadapi bencana, baik secara individu maupun kolektif.
Hendri bilang, dalam kegiatan sosialisasi ini, masyarakat diajarkan tentang pentingnya memiliki rencana evakuasi, mengenali tanda-tanda alam, serta tindakan yang harus diambil saat bencana terjadi.
Pihak sekolah dan kampus juga diberikan pelatihan khusus tentang evakuasi dan penanganan pertama terhadap korban bencana. Hal ini penting mengingat banyaknya institusi pendidikan yang berada di zona rawan bencana, seperti di kawasan Kototangah, Bungus, dan Padang Utara.
“Melalui program ini, kami ingin membentuk generasi yang cerdas bencana, generasi yang tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Kami berupaya melibatkan semua pihak, mulai dari anak-anak sekolah hingga masyarakat di tingkat kelurahan, untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka,” ujar Hendri.