Sumbarkita – Istano Basa Pagaruyuang adalah sebuah istana yang terletak di Jalan Sutan Alam Bagagarsyah, Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Istano Basa Pagaruyung merupakan peninggalan bangunan bersejarah dari kerajaan Pagaruyung, yang tercatat berdiri sejak tahun 1347 dan runtuh dengan pecahnya Perang Padri pada 1825.
Berikut beberapa fakta menarik tentang Istano Basa Pagaruyuang:
Arsitektur Minangkabau
Istano Basa Pagaruyuang dibangun dengan gaya arsitektur Minangkabau yang khas, termasuk atap gonjong yang melengkung ke atas. Bangunannya sendiri berbentuk sebuah rumah panggung berukuran besar dengan atap gonjong yang menjadi ciri khas dari arsitektur tradisional Minangkabau.
Sejarah
Istana ini dulunya merupakan kediaman resmi dari raja-raja Pagaruyung. Pagaruyung adalah sebuah kerajaan Minangkabau yang berpengaruh di Sumatera Barat pada masa lalu. Perjalanan kerajaan Pagaruyung ini cukup panjang dan melalui dua fase keagamaan, yaitu Budha dan Islam. Kerajaan Pagaruyung diyakini berdiri pada tahun 1347 dengan raja pertamanya bernama Adityawarman. Meski demikian, tentang kedua hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti.
Replika
Istano Basa Pagaruyuang yang ada saat ini adalah replika dari istana asli. Dalam perjalanannya, bangunan istana yang berdiri di bekas lahan istana asli sendiri sudah mengalami empat kali kehancuran. Pertama, pada saat perang era kolonial tahun 1837, hingga akhirnya dibangun ulang pada 1930.
Dua kehancuran selanjutnya dari istana ini kemudian dipicu oleh dua kebakaran. Kebakaran pertama terjadi pada 1966, yang kemudian membuat istana ini dibangun ulang pada 1968. Kebakaran hebat kedua kemudian terjadi akibat petir yang menyambar puncak istana pada 2007.
Fungsi
Saat ini, Istano Basa Pagaruyuang berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah dan budaya Minangkabau. Pengunjung dapat melihat berbagai artefak, pakaian adat, dan perhiasan yang mencerminkan kehidupan masa lalu. Terdapat sejumlah koleksi senjata pusaka asli kerajaan yang masih tersisa, di antaranya tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.