Sumbarkita – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat (DPRD Sumbar) menggelar rapat paripurna untuk memperingati Hari Jadi Sumatera Barat ke-79, Selasa (1/10).
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh Minang antara lain Dino Pati Djalal, Profesor Musliar Kasim dan pejabat dari Kementerian Dalam Negeri.
Ketua Sementara DPRD Sumbar, Irsyad Syafar menyampaikan, peringatan Hari Jadi Sumatera Barat diharapkan bukan sekadar momentum seremonial saja. Namun, hendaknya juga menjadi momentum evaluasi dan refleksi komitmen terhadap daerah dan masyarakat.
Menurutnya, di tengah hantaman gelombang globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, tidak dipungkiri telah menimbulkan degradasi terhadap nilai, norma dan budaya termasuk nilai adat budaya Minangkabau yang memegang filosofi Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“Kita perlu me-review dan mengevaluasi sejauh mana komitmen untuk mempertahankan nilai-nilai adat dan budaya yang dianut sehingga tetap hidup dalam keseharian. Jangan hanya larut dalam euphoria dan bangga menjadi orang beradat namun harus dievaluasi apakah masih tetap mempertahankannya dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Irsyad.
Kemudian, lanjutnya, penting untuk mengevaluasi selama 79 tahun perjalanan Provinsi Sumbar sejauh mana sudah mewujudkan cita-citanya.
Dia menegaskan, tanggal 1 Oktober 1945 adalah sebagai hari lahir provinsi sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada esensinya, Sumbar identik dengan masyarakat dan suku Minangkabau sebagai sebuah entitas telah ada jauh sebelum lahirnya NKRI.
“Jadi penetapan tanggal tersebut sebagai hari jadi provinsi tentu tidak mengurangi esensi yang seutuhnya dari Minangkabau sebagai sebuah entitas dan etnis dengan filosofi ABS-SBK yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka,” ujarnya.
Irsyad mengungkapkan, salah satu barometer keberhasilan pembangunan bisa dilihat dari bagaimana standing position Sumatera Barat dibanding provinsi lainnya serta sejauh mana kontribusinya dalam pembangunan nasional.
Dia mengakui, banyak keberhasilan yang telah dicapai terutama pascabencana gempa tahun 2009 dan pandemic Covid-19 di awal tahun 2020.
“Namun demikian tentu masih ada permasalahan yang belum sepenuhnya dapat diselesaikan sesuai target yang direncanakan, seperti pemerataan infrastruktur antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat,” ujarnya.
Dia menyebut, belum sesuainya target terhadap beberapa hal tersebut faktor utamanya bukan karena kelalaian dari pemerintah daerah namun lebih disebabkan karena keterbatasan fiskal serta kondisi geografis.
Hal tersebut tentunya menjadi tugas bersama pemerintah daerah dan DPRD serta para pemangku kepentingan termasuk juga masyarakat baik di kampung maupun di perantauan.
Dalam kesempatan itu, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyampaikan harapan agar peringatan Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat kali ini mampu memberikan motivasi yang lebih tinggi untuk membangun daerah menuju masyarakat yang madani dan unggul.
Peringatan tersebut hendaknya juga meningkatkan rasa cinta daerah dan budayanya, serta menjadi pendorong semangat untuk bersama mempercepat pembangunan daerah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat kali ini juga menghadirkan beberapa orang.
Antara lain Dinno Pati Djalal, diplomat berdarah Minang yang pernah menjadi Juru Bicara Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono, pernah juga memegang beberapa jabatan penting di pemerintahan.
Kemudian juga hadir akademisi Profesor Musliar Kasim, Rektor Universitas Baiturrahmah yang pernah menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Rektor Universitas Andalas. Juga ada Dr. Yusharto Huntoyungo Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri.