SUMBARKITA.ID — Nikita Mirzani ogah memenuhi imbauan pihak Gema Puan Maharani Nusantara (GMPN) untuk meminta maaf usai mengkriti Ketua DPR RI, Puan Maharani.
“Apakah kamu siap? Terlalu banyak bacot, sudah 1 x 24 jam nih,” tulisnya singkat.
Sebelumnya, Nikita menilai anggota DPR seharusnya tidak perlu buru-buru mengesahkan RUU tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berkurang jumlah penderitanya.
Belum lagi, banyak warga yang terdampak pandemi yang masih bingung mememuhi kebutuhan pokok.
“Pandemi enggak diurus, orang miskin semakin miskin,” tulisnya melalui akun Instagram.
Di sisi lain, Nikita juga menarik-narik soal Ketua DPR RI, Puan Maharani dengan aksi mematikan mic saat rapat pengesahan RUU Ciptaker.
“Ibu Puan ini loh suka penjara jarinya. Kenapa ibu Puan Maharani matiin mikrofonnya ?, ”tanyanya.
Dia menyebut tak sepantasnya. Anggaplah begitu saat anggota DPR lain. “Kurang adil ketika orang sedang menyuarakan suaranya tapi tidak bisa didengar, negara ini dibangun atas dasar Pancasila,” jelasnya.
“Masih ingat enggak Pancasila dari 1 sampai ke-5, jangan sampai aku datangkan Tante Lala (selebgram viral) di DPR RI,” pungkas ibu tiga anak ini.
Sejatinya, dari pengalaman perseteruan Nikita sebelum-sebelumnya kritikannya ke Puan Maharani terbilang masih normal dan jauh dari kata kasar.
Dilansir dari tayangan IntipSeleb, Kamis (8/10/2020), GMPN menyebut Nikita tak seharusnya menyindir Puan.
“Kalau mbak Puan trahnya jelas. Kakeknya Penggagas Pancasila sangat paham betul itu pancasila. Hati-hati loh Nik, ini bukan dunia entertainaiment. Kalau diumpamakan sama aja, ikan diajarin berenang. Konyol namanya, ”ujar Ketua DPP Bidang Hukum Dan HAM, Ali Nugroho.
Dilansir pojoksatu.id, Ali Nugroho menyebutkan atas nama GMPN meminta Nikita untuk minta maaf. Namun, jika tidak dilakukan, pihaknya siap masuk ke ranah hukum.
“GPMN akan mengumpulkan 100 advokat-advokat dari Sabang sampai Merauke yang ada di 30 Provinsi. Dalam waktu 1 × 24 jam bila Nikita tidak memohon maaf. Kami adukan ke dewan pers. Kami akan layangkan somasi. Berkomentar tidak esensi, ” jelasnya.
“Akrobatik politik itu namanya. Nikita kalau mau belajar politik jangan menyerang seseorang hanya berdasarkan bukti petunjuk. Kalau anda ngebet nyaleg, masih lama. Jangan buat sensasi. Kalau Nikita dengan sensasi bisa menang di legislatif 2024. Saya berani ‘telanjang’ Monas, ” pungkasnya. (dj/sk)
KOMENTAR