PADANG, SUMBARKITA – Pabrik Indarung I milik PT. Semen Padang yang sudah berdiri sejak 1910 tengah berbenah untuk masuk ke dalam jajaran Situs Warisan Budaya Dunia yang diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Dalam persiapan, PT. Semen Padang dan Tim Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang tengah mengumpulkan dokumen dan data yang diperlukan untuk menetapkan perusahaan itu sebagai cagar budaya.
Data yang dikumpulkan tersebut antara lain mengenai aktivitas pendirian pabrik Semen Padang. Informasi dan data itu berasal dari arsip yang tersimpan di PT. Semen Padang dan di Belanda.
“Setelah terkumpul, data dan dokumen diserahkan ke Disdikbud Padang agar bisa ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Padang,” ungkap Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati melalui keterangan tertulis, Minggu (11/9/2022).
Senada dengan PT. Semen Padang, Kepala Seksi Cagar Budaya dan Museum (CBM) Disdikbud Padang, Marshalleh Adaz menyebut pihaknya akan bekerja sama dalam melakukan pengukuran area calon cagar budaya itu.
“Kita akan mengupayakan potensi sejarah yang mencakup pabrik semen dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ini sebagai warisan budaya UNESCO, apa lagi mengingat status PT. Semen Padang sebagai pabrik semen tertua di Asia Tenggara,” ungkap pria yang akrab disapa Ad itu kepada Sumbarkita.id.
Ia kemudian menceritakan, Pabrik Indarung I milik PT. Semen Padang berdiri pada 18 Maret 1910 dengan berbagai fasilitas penunjang, termasuk di antaranya PLTA Rasak Bungo yang dibangun sejak 1908.
Pembangunan PLTA tersebut bertujuan sebagai sumber energi untuk operasional pabrik Indarung I PT Semen Padang yang pada awal pendiriannya bernama NV Nederlands Indische Portland Cement.
Menurur Marshalleh Adaz, kendati pabrik Indarung I sudah tidak beroperasi sejak tahun 1999, bangunan tua itu memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang besar sehingga layak ditetapkan menjadi cagar budaya.(*)
Editor: RF Asril