Bukittinggi – Bakal Calon Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menuding 60 wartawan menerima gaji dari Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi sehingga enggan menulis berita kritikan.
Awalnya Ramlan menyentil sekolah di Jangkak dimana siswa masih belajar menumpang di MDA.
“Lihatlah kondisi sekolah di Jangkak, mana ada wartawan yang berani memberitakan. Sudah lima tahun anak sekolah menumpang di MDA Sukra, kenapa ditutupi? Saya tahu 60 orang wartawan digaji 1 juta perbulan oleh Kominfo. Saya tahu bukan tidak tahu, semua berita bukan wartawan yang mengirim tapi sumbernya sama,” kata Ramlan di hadapan pendukungnya saat mendaftar ke KPU Bukittinggi pada Kamis (29/8).
Calon Wali Kota yang diusung Demokrat dan PKS itu juga menyebut wartawan tidak berani memberitakan Tugu Polwan yang disebutnya bau kencing.
“Ada nggak wartawan yang memberitakan, tidak berani kan?” sebutnya.
Ketua PWI Bukittinggi, Iwan Salim menyesalkan pernyataan Ramlam tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan Ramlan tidak benar. Ramlan disebut tidak bisa membedakan antara media dengan wartawan.
Iwan tak menampik ada sekitar 60 media massa bekerjasama dengan Pemko Bukittinggi melalui Dinas Kominfo.
“Bukan 60 wartawan digaji Rp1 juta oleh Pemko Bukittinggi, namun ada perjanjian kontrak antara media terkait pemberitaan pembangunan dan kegiatan pemerintah. Kerjasama ini juga sudah lama dilakukan Pemkot Bukittinggi dari masa pemerintahan sebelum-sebelumnya, bahkan di saat beliau menjabat wali kota Bukittinggi. Sekali lagi saya tegaskan bukan gaji, namun kontrak kerjasama antara pemko dengan perusahaan pers,“ ungkap Iwan Salim, dikutip Sabtu (31/8).