Sumbarkita – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan peningkatan signifikan aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat. Meski statusnya tetap di Level II atau Waspada, evaluasi menyebutkan bahwa gunung ini semakin aktif, dan potensi erupsi sewaktu-waktu bisa terjadi.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menjelaskan bahwa visual Gunung Marapi kini lebih sering diselimuti asap tebal, bahkan beberapa kali disertai letusan abu yang mencapai ketinggian hingga 2.000 meter di atas puncak.
Asap kawah berwarna putih tersebut terlihat membumbung dengan intensitas bervariasi, dan sering kali diiringi cuaca cerah yang berubah mendung, menambah dramatis situasi gunung yang terkenal dengan legenda dan sejarahnya itu.
Di samping aktivitas visual yang meningkat, data instrumentasi kegempaan juga menunjukkan intensitas yang tak kalah mengkhawatirkan.
Dalam dua pekan terakhir, tercatat setidaknya tujuh kali gempa letusan, 159 kali gempa hembusan, dan 22 gempa vulkanik dangkal, diiringi puluhan gempa vulkanik dalam serta tremor menerus sejak 27 Oktober.
Kata Wafid, yang paling menonjol dari data pemantauan adalah adanya gejala penggembungan atau inflasi di tubuh Gunung Marapi. Grafik tiltmeter di Stasiun Batupalano menunjukkan bahwa sejak 27 Oktober 2024, terdapat peningkatan tekanan dari fluida di dalam gunung, yang bisa menjadi pertanda pasokan magma dari kedalaman.
Peningkatan tekanan ini, kata Wafid, patut diwaspadai karena menunjukkan adanya dinamika aktif yang mengganggu stabilitas medium bawah permukaan gunung.