Sumbarkita – Sawahlunto, sebuah kota kecil di Sumatera Barat (Sumbar) yang punya segudang cerita menarik, terutama soal sejarah pertambangan batu bara di Indonesia. Kota ini dulunya adalah pusat industri batu bara di masa kolonial Belanda dan dijuluki sebagai Kota Tambang.
Sempat redup, Kota Sawahlunto bisa bangkit kembali sebagai salah satu destinasi wisata sejarah dengan pesona yang tak tertandingi. Di balik pesonanya, ada banyak fakta unik yang bikin Sawahlunto semakin menarik buat dieksplorasi. Berikut 5 fakta menarik dari Kota Tambang, Kota Sawahlunto:
1. Eropanya Ranah Minang
Pada masa kolonial, Sawahlunto dijuluki sebagai “Eropanya Ranah Minang,” karena memiliki bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa klasik yang masih berdiri megah hingga sekarang. Salah satu yang paling ikonik adalah Gedung Pusat Kebudayaan, yang dulunya berfungsi sebagai kantor administrasi tambang.
Keberadaan bangunan-bangunan megah ini membuat Kota Sawahlunto terasa berbeda dibanding kota-kota lain di Sumbar, sehingga tak heran UNESCO menetapkan Kota Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2019.
2. Kota Tambang Batu bara
Dulu, Sawahlunto dikenal salah satu kota tambang batu bara paling produktif di Indonesia, terutama di masa penjajahan Belanda. Ini bermula ketika beberapa geolog asal Belanda menemukan tambang batu bara ketika melakukan penelitian pada pertengahan abad ke 19.
Penemuan inilah yang membuat Kota Sawahlunto berkembang pesat sebagai kota tambang sejak akhir abad ke 19. Sawahlunto resmi menjadi kota tambang pada tahun 1888 yang diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan produksi batu bara sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Tapi seiring waktu, industri tambang mulai menurun hingga akhirnya ditutup pada akhir abad ke 20.
3. Asal Usul Nama Sawahlunto
Nama Sawahlunto berasal dari gabungan 2 kata, yaitu sawah dan lunto. ‘Sawah’ merujuk pada lahan pertanian yang dulu banyak ditemukan di daerah ini, sementara ‘Lunto’ diambil dari nama Sungai Batang Lunto yang mengalir di sekitar kota. Sehingga, secara harfiah, Sawahlunto berarti wilayah yang dikelilingi oleh sawah dan sungai. Nama ini juga menggambarkan bagaimana masyarakat setempat dulu sangat bergantung pada pertanian dan air sebelum beralih jadi kota tambang yang berkembang pesat.
4. Sempat Jadi Kota Mati
Saat tambang batu baranya ditutup, Sawahlunto sempat berubah jadi ‘kota mati.’ Banyak penduduk yang sebelumnya bergantung pada tambang terpaksa mencari kehidupan baru di tempat lain. Akibatnya, banyak bangunan di sini yang terbengkalai, menciptakan suasana sepi dan tak terawat.
Tapi, kota ini tidak dibiarkan mati begitu saja. Pemerintah setempat terus berusaha menghidupkan kembali kota ini dengan memanfaatkan warisan sejarahnya. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda dipugar dan dialihfungsikan sebagai destinasi wisata sejarah. Lambat laun, Sawahlunto kembali hidup, bukan sebagai kota tambang, tapi sebagai destinasi wisata sejarah yang mempesona.
5. Peninggalan Sejarah yang Masih Terjaga
Salah satu alasan kenapa Sawahlunto begitu istimewa adalah karena banyaknya peninggalan sejarah yang masih terjaga dengan baik sampai sekarang. Tidak hanya bangunan bergaya Eropa, ada juga berbagai situs bersejarah yang kini dijadikan destinasi wisata.
Beberapa tempat yang wajib untuk dikunjungi adalah Lubang Mbah Suro, sebuah terowongan bawah tanah bekas tambang batubara, Stasiun Kereta Api Sawahlunto, dan Museum Goedang Ransum yang dulunya merupakan dapur umum bagi pekerja tambang.
Itulah dia 5 fakta menarik mengenai Kota Tambang, Sawahlunto. Kota ini tidak hanya sekedar bekas tambang batu bara, tapi juga saksi bisu perjalanan panjang industri, budaya, dan sejarah di Indonesia.